21 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dan Iuran Terbaru September 2025

Dalam konteks perawatan kesehatan di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memainkan peran krusial dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua layanan kesehatan dan jenis penyakit dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, ini dikarenakan adanya ketentuan tertentu dari pemerintah.

Terdapat 21 kategori penyakit serta layanan medis yang secara jelas disebutkan tidak mendapatkan jaminan. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Presiden yang mengacu pada jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara. Oleh karena itu, pemahaman terhadap apa saja yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah penting bagi peserta.

Berikut adalah daftar lengkap 21 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan beserta penjelasannya. Pengetahuan ini bisa membantu masyarakat mempersiapkan diri dengan baik dalam hal perawatan medis.

Daftar Penyakit dan Layanan Medis yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan menetapkan beberapa pengecualian terhadap jenis-jenis penyakit dan layanan medis yang dapat dijamin. Misalnya, penyakit yang berasal dari wabah atau kejadian luar biasa tidak termasuk dalam jaminan. Kebijakan ini penting untuk mengendalikan biaya yang sangat tinggi dalam menghadapi kondisi luar biasa.

Selain itu, perawatan yang berkaitan dengan aspek kecantikan, seperti operasi plastik untuk tujuan estetika, juga tidak ditanggung oleh BPJS. Hal ini mencerminkan fokus program ini yang lebih mengedepankan aspek kesehatan dibandingkan dengan keinginan estetika.

Perawatan gigi tertentu, seperti penggunaan behel untuk meratakan gigi, merupakan contoh lain dari layanan yang tidak dijamin. Pengeluaran ini sering kali perlu ditanggung sendiri oleh individu yang bersangkutan.

BPJS juga tidak menjamin pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh tindakan kriminal, seperti penganiayaan atau kekerasan seksual. Ini menunjukkan bahwa perlindungan tidak mencakup kasus-kasus yang diakibatkan oleh tindakan melanggar hukum dan bisa ditanggung oleh pihak berwenang.

Kecelakaan yang diakibatkan oleh tindakan menyakiti diri sendiri atau usaha bunuh diri pun tidak termasuk dalam jaminan. Pengecualian ini mengindikasikan bahwa program kesehatan tidak mencakup perilaku berisiko yang disengaja.

Ketentuan Lainnya untuk Pelayanan Medis BPJS Kesehatan Selain dari penyakit berbahaya, terdapat beberapa aspek pelayanan yang juga tidak ditanggung. Ini termasuk pengobatan untuk ketergantungan terhadap alkohol dan obat-obatan. Pengecualian ini memberikan gambaran bahwa BPJS Kesehatan tidak mengcover perawatan yang dianggap bersifat pribadi dan disengaja.

Pengobatan mandul atau infertilitas juga tidak dijamin dalam program ini. Hal ini sering kali mengecewakan bagi pasangan yang menginginkan keturunan namun memerlukan bantuan medis untuk mencapai tujuan tersebut.

Melanjutkan dari aspek di atas, pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri juga tidak mendapat jaminan. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk merencanakan perawatan di dalam negeri agar mendapatkan manfaat dari BPJS.

Pengobatan alternatif dan komplementer yang belum terbukti efektif juga di luar cakupan jaminan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tindakan medis telah melalui penilaian yang valid sebelum diberikan kepada masyarakat.

Ketentuan lain juga menyebutkan bahwa alat kontrasepsi dan pelayan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku tidak ditanggung. Masyarakat perlu menyadari batasan ini agar tidak terjebak dalam harapan yang tidak realistis terkait layanan BPJS.

Pengaturan Iuran BPJS Kesehatan untuk Masyarakat Berbicara mengenai Iuran BPJS Kesehatan, masyarakat diharapkan untuk membayar iuran secara tepat waktu agar tidak mengalami kendala dalam pelayanan. Iuran ini dibedakan berdasarkan kategori peserta, mulai dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) hingga yang bekerja di sektor formal.

Peserta PBI adalah mereka yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Kebijakan ini memberikan rasa aman bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapat layanan kesehatan yang layak.

Bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), iuran ditetapkan sebesar 5% dari gaji setiap bulan, dibagi antara pemberi kerja dan peserta. Struktur ini memastikan bahwa iuran tidak terlalu membebani pekerja, sambil tetap menjamin akses mereka terhadap layanan kesehatan yang diperlukan.

Iuran untuk keluarga tambahan peserta terutama bagi anak keempat dan seterusnya juga diatur, menunjukkan perhatian terhadap keluarga besar. Ini merupakan langkah untuk menciptakan inklusivitas dalam jaminan kesehatan.

Pengaturan bagi peserta lain seperti saudara, ipar, atau asisten rumah tangga juga disebutkan dengan rincian biaya yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan berusaha menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam sistem jaminannya.

Ketentuan Denda dan Manfaat Perawatan Kesehatan Pembayaran iuran memiliki ketentuan denda tertentu bagi yang telat, dikenakan setelah 45 hari keterlambatan. Ini merupakan langkah untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya disiplin dalam membayar iuran agar tidak kehilangan akses layanan yang diperlukan.

Besaran denda yang ditetapkan juga dijelaskan dalam peraturan yang jelas dan transparan. Pihak yang mengalami keterlambatan akan menanggung biaya berdasarkan perhitungan dari diagnosa awal pelayanan kesehatan yang diterima.

Iuran yang terutang dalam batas waktu tertentu akan dikenakan denda dengan maksimum tertentu, yang bertujuan untuk mengingatkan disiplin finansial bagi peserta. Ini menjadi sangat penting agar setiap individu memiliki kesadaran terhadap kewajiban mereka dalam mempertahankan layanan kesehatan yang telah mereka daftarkan.

Dengan adanya program BPJS Kesehatan yang terstruktur ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami mana saja layanan yang dapat mereka nikmati. Informasi ini menjadi penting agar tidak ada kesalahpahaman yang terjadi di tengah masyarakat terkait dengan layanan kesehatan yang diharapkan.

Kesimpulannya, memahami ketentuan dan batasan yang ada pada BPJS Kesehatan akan meminimalisir harapan yang tidak realistis. Dengan demikian, setiap individu bisa mengambil langkah tepat dan peka terhadap situasi kesehatan mereka dan keluarga.