5.000 Kamera ETLE Dijadwalkan Beroperasi pada Tahun 2027

Korlantas Polri berupaya untuk mewujudkan penegakan hukum lalu lintas yang lebih modern dan efektif, dengan fokus pada sistem berbasis elektronik. Salah satu inisiatif utama dalam hal ini adalah penggunaan ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) yang kini semakin massif diterapkan di Indonesia.

Hingga Oktober 2025, total perangkat ETLE yang telah aktif mencapai 1.641 unit yang tersebar di berbagai Polda di seluruh Indonesia. Dalam target jangka panjang, Polri berambisi untuk meningkatkan jumlah perangkat ini menjadi lima ribu unit pada tahun 2027, dalam upaya menjawab tuntutan masyarakat akan sistem penegakan hukum yang lebih transparan dan efisien.

"Kami percaya bahwa dengan meningkatkan jumlah perangkat ETLE, kita tidak hanya meningkatkan penegakan hukum, tetapi juga menciptakan ruang yang lebih aman bagi pengguna jalan," ungkap Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho. Mengingat potensi yang dimiliki teknologi, implementasi ETLE akan menjadi bagian integral dari perkembangan transportasi modern di Indonesia.

Inisiatif Modernisasi Lalu Lintas Melalui ETLE ETLE adalah bagian dari komitmen Polri untuk merubah cara masyarakat mematuhi regulasi lalu lintas. Dengan sistem ini, interaksi langsung antara petugas dan pelanggar dikurangi, meminimalkan kemungkinan korupsi atau penyalahgunaan wewenang.

Sistem ini berdampak positif terhadap perilaku pengguna jalan, di mana peningkatan kesadaran akan hukum diharapkan mampu menurunkan jumlah pelanggaran. Selain itu, kehadiran teknologi ini juga berkontribusi pada upaya mengurangi angka kecelakaan di jalan raya.

Data menunjukkan adanya penurunan angka kecelakaan fatal hingga 19,8 persen dalam semester pertama 2025, dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini menjadi indikasi bahwa sistem ETLE mulai menunjukkan hasil positif di lapangan, memberikan harapan baru untuk keselamatan berlalu lintas.

Pentingnya Edukasi dan Pembinaan untuk Pengguna Jalan Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Korlantas juga menekankan pentingnya edukasi serta pembinaan bagi seluruh pengguna jalan. Penegakan hukum yang dilakukan bukan semata-mata untuk memberikan sanksi, tetapi lebih kepada membangun kesadaran akan pentingnya keselamatan berlalu lintas.

"Kami tidak ingin berbangga dengan banyaknya penindakan. Keberhasilan kami terletak pada seberapa banyak pengguna jalan yang mematuhi aturan tanpa perlu ditegur," tambah Agus Suryonugroho.

Pembinaan ini mencakup penyuluhan kepada masyarakat tentang cara yang tepat dalam berkendara, serta informasi tentang risiko yang dihadapi pengguna jalan. Dengan demikian, diharapkan pengguna jalan mampu bertanggung jawab tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi keselamatan orang lain.

Transformasi Digital dalam Sistem Transportasi Transformasi menuju sistem transportasi yang lebih digital adalah langkah penting untuk menghadapi tantangan modern. Dengan mengadopsi teknologi, Korlantas berupaya untuk menciptakan sistem yang lebih efisien dan dapat diandalkan.

Dengan komitmen untuk memasang lima ribu kamera ETLE, Polri yakin bahwa pengawasan lalu lintas tidak akan terbatas pada wilayah perkotaan saja, tetapi juga dapat mencakup daerah terpencil. Hal ini akan menciptakan sistem yang lebih merata dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa transformasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga menunjukkan keinginan Polri untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih baik, transparan, dan humanis.

Berbagai Jenis Perangkat ETLE yang Digunakan Polri Di dalam program penegakan hukum lalu lintas berbasis ETLE, terdapat beberapa jenis perangkat yang digunakan oleh Polri. Masing-masing perangkat memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda sesuai kebutuhan di lapangan.