Madinah Raih Gelar Kota Sehat dari WHO, Ahli Kesehatan Lingkungan: Indonesia Perlu Mencontoh

Madinah, yang dikenal sebagai salah satu kota suci dalam agama Islam, baru-baru ini dianugerahi gelar "Kota Sehat" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengakuan ini tidak hanya mencerminkan upaya pengelolaan kesehatan yang baik, tetapi juga nilai-nilai yang diajarkan dalam agama Islam berkaitan dengan kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Menurut dr. Dicky Budiman, seorang ahli kesehatan lingkungan, kota sehat adalah cerminan dari iman masyarakatnya. Hal ini meliputi berbagai aspek seperti kebersihan, pengelolaan lingkungan, dan kesehatan sosial yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.

Islam telah mengajarkan pentingnya kebersihan dan pengelolaan lingkungan selama lebih dari 14 abad. Menurut Dicky, terpilihnya Madinah sebagai "Kota Sehat" menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam pengelolaan kota yang modern dan inklusif.

Dia juga menekankan bahwa kota sehat tidak hanya mengacu pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan sosial yang sangat penting. Dalam konteks ini, kota-kota di Indonesia, terutama yang mayoritas penduduknya Muslim, seharusnya mencontoh Madinah dalam menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan ramah bagi masyarakat.

Secara keseluruhan, menjaga kesehatan kota adalah tanggung jawab kolektif yang mencerminkan kebaikan untuk publik. Masalah seperti polusi, sampah, dan sanitasi yang buruk bukan hanya tantangan teknis, tetapi juga moral dan etis yang harus diperhatikan dalam konteks ajaran keislaman.

Transformasi Madinah Menjadi Kota Sehat yang Ideal Madinah telah berhasil mentransformasi diri menjadi sebuah kota sehat yang dapat menjadi contoh bagi wilayah lain. Langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan kebersihan dan aksesibilitas tidak hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga bagi para pengunjung dari seluruh dunia.

Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan aman. Melalui berbagai program, pemerintah kota telah mendorong warga untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dalam upaya ini, Madinah juga memiliki berbagai ruang terbuka hijau yang dapat memberi manfaat bagi kesehatan fisik dan mental warganya. Ruang-ruang ini tidak hanya memberikan tempat untuk berolahraga, tetapi juga untuk bersosialisasi dan melakukan berbagai aktivitas komunitas.

Aksi kecil yang dilakukan oleh setiap individu bisa memberi dampak besar pada lingkungan. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan sangat diperlukan dalam menciptakan Madinah yang ideal.

Dengan berbagai kebijakan yang mendukung lingkungan, Madinah menunjukkan kepada dunia bahwa suatu kota bisa menjadi contoh dalam keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan.

Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan sebagai Amanah Kebersihan dan kesehatan kota dapat dipandang sebagai amanah yang tidak boleh diabaikan. Dicky menegaskan pentingnya mengelola sumber daya seperti air, tanah, dan udara sebagai nikmat dari Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan. Kesadaran ini harus dimiliki oleh setiap individu serta pemimpin daerah.

Pada saat yang sama, perencanaan kota harus melampaui aspek ekonomi. Fokus pada kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama dalam pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan yang mendesak di era modern.

Selain itu, masjid sebagai pusat peradaban bisa berperan aktif dalam proses edukasi kebersihan. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang sehat, masjid diharapkan dapat berfungsi sebagai model pembangunan berkelanjutan.

Hal ini tidak hanya berguna untuk memfasilitasi ibadah, tetapi juga menciptakan kesadaran akan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan. Jemaah masjid dapat berperan sebagai agen perubahan dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Secara keseluruhan, semua pejabat publik, terutama mereka yang mayoritas Islam, harus menyadari bahwa kesehatan lingkungan dan masyarakat memiliki implikasi yang mendalam. Tugas ini tidak hanya membebani dunia, tetapi juga berkaitan erat dengan perhitungan di akhirat.

Prinsip Fiqih Lingkungan dalam Perencanaan Kota Dalam upaya menjadikan kota-kota di Indonesia lebih sehat, penerapan prinsip fiqih lingkungan menjadi krusial. Prinsip ini akan membimbing para perencana kota dalam membangun wilayah yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi juga menghargai kesehatan dan kebersihan masyarakat.

Hal ini mencakup pengelolaan air dengan bijaksana, menjaga kualitas udara, serta mengurangi polusi melalui kebijakan transportasi yang ramah lingkungan. Ruang terbuka hijau harus menjadi prioritas untuk memberikan akses kepada masyarakat terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.

Masyarakat juga harus dilatih untuk mengambil bagian aktif dalam pengelolaan sampah dan sanitasi. Edukasi yang berkelanjutan tentang perilaku bersih dan sehat dapat meningkatkan partisipasi publik dalam menjaga kondisi kota.

Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, terutama dalam pembangunan infrastruktur, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Komunitas yang terlibat secara aktif dalam perencanaan tata kota dapat menciptakan solusi yang lebih dinamis dan sesuai kebutuhan.

Membangun kesadaran tentang fiqih lingkungan di kalangan masyarakat bisa memberi dampak signifikan bagi kesehatan kota secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan ini harus terus didorong demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.