Usai Restrukturisasi, Garuda Kembali Diakui Secara Internasional

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, mengecam petinggi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Salah satunya terkait kabar perekrutan orang asing untuk posisi Direktur Keuangan maskapai pelat merah tersebut.

Mufti mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dan meminta penjelasan dari manajemen Garuda Indonesia tentang kebenarannya. Dalam Rapat Dengar Pendapat, Mufti menanyakan beberapa poin penting mengenai hal ini.

"Kami mendengar bahwa akan ada eksekutif dari Singapore Airlines yang bergabung di jajaran direksi Garuda Indonesia, apakah itu benar? Jika benar, mengapa hal ini harus disembunyikan?" tanya Mufti dalam rapat yang dilakukan pada hari Senin.

Dia menyoroti pentingnya kapabilitas baik dari orang asing maupun lokal. Menurutnya, sumber daya manusia (SDM) harus didukung oleh sistem tata kelola yang baik untuk memastikan kemajuan perusahaan.

Mufti menekankan bahwa banyak orang Indonesia yang sudah berpengalaman bekerja di luar negeri. Ia juga meminta agar ada prioritas untuk talenta lokal agar mereka dapat berkontribusi untuk kemajuan perusahaan.

“Kami meminta agar orang lokal juga diberikan kesempatan. Banyak orang kita yang berkualitas dan berpengalaman, mengapa tidak merekrut dari mereka?” ungkap Mufti Anam.

Menilik Kembali Pengalaman PT Garuda Indonesia dalam Mengelola SDM PT Garuda Indonesia memiliki sejarah panjang dalam industri penerbangan. Sejak didirikan, perusahaan ini telah mengalami berbagai fase baik dari segi manajemen maupun sumber daya manusia.

Perusahaan sering kali berupaya untuk meningkatkan layanan dan efisiensinya melalui reformasi yang melibatkan berbagai aspek, termasuk aspek alas an rekrutmen. Oleh karena itu, perhatian pada SDM menjadi hal yang krusial dalam upaya tersebut.

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci untuk menghadapi tantangan di industri penerbangan yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, penting bagi Garuda untuk menyediakan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan lokal agar mampu bersaing di level manajerial.

Berbagai program pelatihan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM, namun tantangan tetap ada, terutama dalam hal persaingan dengan perusahaan asing. Pendekatan yang inklusif dalam rekrutmen bisa membantu meningkatkan kepercayaan dan loyalitas karyawan.

Implementasi tata kelola yang baik dan pengembangan SDM yang berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak. Hal ini tak hanya meningkatkan kinerja perusahaan tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.

Tanggapan Masyarakat dan Stakeholder Terhadap Kebijakan Rekrutmen Masyarakat tidak bisa mengabaikan isu rekrutmen yang melibatkan orang asing dalam jajaran direksi. Banyak yang berpendapat bahwa hal ini harus ditangani dengan hati-hati untuk menjaga kepercayaan publik terhadap perusahaan negara.

Nyatanya, banyak masyarakat yang mengharapkan transparansi dalam setiap kebijakan yang diambil. Mereka percaya bahwa dengan melibatkan orang lokal, Garuda Indonesia akan lebih memahami kebutuhan dan aspirasi pasar domestik.

Selain itu, keberadaan talenta lokal di posisi penting dapat menciptakan rasa memiliki yang lebih kuat bagi karyawan. Karyawan yang merasa dihargai cenderung lebih produktif dan loyal kepada perusahaan.

Stakeholder juga memiliki pandangan terkait dengan kebijakan ini. Mereka menuntut agar manajemen Garuda melakukan audit terhadap kualitas SDM dan pengelolaan perusahaan secara holistik.

Secara keseluruhan, respon masyarakat dan stakeholder akan menjadi indikator penting untuk masa depan Garuda Indonesia. Penilaian ini akan mempengaruhi kepercayaan investor dan pelanggan terhadap maskapai ini.

Langkah Strategis Garuda Indonesia ke Depan dalam Membangun SDM Garuda Indonesia perlu merancang langkah strategis dalam pengembangan SDM ke depan. Langkah ini harus mencakup pelatihan intensif dan program pengembangan karir bagi karyawan lokal.

Manajemen juga bisa mempertimbangkan kerja sama dengan institusi pendidikan untuk menciptakan program yang relevan dengan kebutuhan industri penerbangan. Ini akan membangun hubungan yang saling menguntungkan antara dunia usaha dan akademisi.

Penting juga untuk merumuskan kebijakan rekrutmen yang adil dan transparan. Hal ini akan membantu mengurangi persepsi negatif dan membangun kepercayaan di kalangan karyawan dan publik.

Penerapan sistem evaluasi yang objektif dan terukur bisa menjadi cara untuk memastikan bahwa semua karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi lebih dalam perusahaan. Ini juga berdampak positif terhadap iklim kerja yang produktif.

Dengan melibatkan karyawan lokal dalam posisi penting, Garuda Indonesia dapat meningkatkan citranya sebagai maskapai yang peduli dengan pengembangan SDM nasional. Hal ini sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan yang lebih kompleks.