Sarmi Papua Terjadi 120 Gempa Susulan Sejak Kamis Dengan Magnitudo Terbesar M 5,1

Wilayah Sarmi yang terletak di Papua kembali diguncang oleh serangkaian gempa bumi, dengan total 120 gempa susulan yang tercatat. Di antara gempa-gempa tersebut, satu yang baru terjadi adalah gempa berkekuatan M 5,1 yang mengguncang daerah ini pada Minggu pagi, yang mengindikasikan potensi geologis yang aktif di wilayah itu.

Gempa ini dilaporkan berkisar pada jarak tertentu dari Sarmi dan dilaporkan terasa hingga ke berbagai daerah sekitarnya. Fenomena geologi ini menimbulkan kepanikan di kalangan penduduk, yang kini harus bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan lebih lanjut.

Rincian tentang Gempa yang Terjadi di Wilayah Sarmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan rincian penting mengenai kejadian ini. Menurut laporan, gempa terbaru terjadi pada koordinat spesifik yang menandakan kedalaman dan lokasi yang terukur.

Kedalaman gempa yang mencapai 10 kilometer dan lokasi yang 28 kilometer dari tenggara Sarmi menunjukkan bagaimana geometri bawah permukaan bisa mempengaruhi intensitas dan dampak dari setiap gempa yang terjadi.

Direktur Gempabumi dan Tsunami dari BMKG, Daryono, mengungkapkan bahwa gempa ini merupakan hasil dari aktivitas Sesar Anjak Mamberamo, yang merupakan salah satu struktur geologi di wilayah tersebut.

Gempa yang terjadi ini dikategorikan sebagai gempa dangkal, mengindikasikan bahwa energi yang dilepaskan mampu dirasakan oleh lebih banyak orang di permukaan oleh efek yang ditimbulkan.

Analisis tentang mekanisme sumber gempa menunjukkan pergerakan horizontal dan vertikal yang dikenal sebagai oblique thrust fault. Ini menjelaskan mengapa getaran dapat terjadi dengan intensitas yang cukup tinggi.

Dampak dan Penanganan Pasca Gempa Sekitar waktu dan lokasi yang sama, BMKG juga mencatat dampak langsung dari gempa ini bagi masyarakat. Beberapa bangunan mengalami kerusakan, sementara banyak warga merasakan getaran yang cukup kuat dengan skala intensitas II MMI, yang menunjukkan bahwa banyak orang merasakannya.

Kerusakan yang diakibatkan dari gempa utama sebelumnya pada 16 Oktober berkekuatan M 6.6 juga masih terasa. Banyak infrastruktur publik, seperti jalan dan jembatan, mengalami retakan, yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat di daerah tersebut.

Total 120 gempa susulan dengan kisaran magnitudo dari M 2,2 hingga M 5,1 membuat situasi semakin kompleks. Dalam kondisi ini, daya dukung infrastruktur yang ada menjadi prioritas dalam penanganan darurat.

Daryono mengingatkan bahwa meskipun gempa tidak berpotensi tsunami, kewaspadaan tetap diperlukan. Masyarakat disarankan untuk tidak kembali ke bangunan yang mengalami retakan atau kerusakan berat.

Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan berkolaborasi untuk membantu masyarakat. Penilaian keselamatan struktural menjadi sangat penting untuk memastikan keselamatan publik saat kembali ke aktivitas normal.

Saran dan Imbauan untuk Masyarakat di Sarmi Penting bagi masyarakat untuk mengikuti imbauan dari pihak berwenang. Daryono menegaskan agar semua orang selalu waspada terutama setelah gempa besar, mengingat masih ada kemungkinan terjadinya gempa susulan yang lebih kuat.

Masyarakat diharapkan tidak hanya mengawasi kondisi fisik bangunan mereka, tetapi juga secara mental bersiap untuk perubahan yang mungkin terjadi. Situasi ini mungkin mengganggu rutinitas sehari-hari, tetapi kewaspadaan adalah kunci untuk mengurangi risiko.

Monitoring terhadap potensi gempa susulan seharusnya menjadi bagian dari upaya penanganan di lapangan. Semuanya harus dilakukan secara terpadu untuk memastikan keberlanjutan langkah-langkah mitigasi bencana.

Dalam konteks ini, ajakan untuk bekerjasama antarwarga juga sangat penting. Komunikasi yang baik antara masyarakat dan pihak berwenang akan mempermudah dukungan jika terjadi keadaan darurat lebih lanjut.

Dengan penanganan yang baik pasca guncangan ini, diharapkan masyarakat Sarmi dapat segera kembali ke aktivitas sehari-hari mereka dengan rasa aman dan nyaman.