Presiden Amerika Serikat baru-baru ini mengemukakan kritik yang tajam terhadap kampanye iklan sebuah merek otomotif yang dinilai terlalu fokus pada isu sosial. Kritik ini mencerminkan perdebatan yang lebih luas mengenai bagaimana perusahaan seharusnya menjalankan strategi pemasaran mereka di tengah perubahan sosial yang cepat. Di tengah ketegangan politik yang ada, hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya persepsi publik terhadap merek.
Dari sudut pandang konservatif, istilah yang digunakan dalam iklan tersebut dianggap terlalu “woke” dan lebih mengedepankan nilai-nilai sosial ketimbang produk itu sendiri. Ini bukanlah sekadar masalah marketing, tetapi juga mencerminkan bagaimana masyarakat menanggapi tema-tema yang dianggap sensitif dan politis saat ini.
Support authors and subscribe to content
This is premium stuff. Subscribe to read the entire article.