Untuk mengobati kerinduan dan memastikan kondisi anak-anaknya, Nikita memanfaatkan fasilitas komunikasi yang tersedia di rutan. Ia sadar pentingnya menjaga komunikasi agar anak-anaknya tidak merasa kehilangan sosok ibu. Dalam situasi yang sulit ini, menjadi ibu sekaligus narapidana merupakan tantangan yang harus dihadapinya setiap hari.
"Iya, karena kan ada fasilitas telepon di dalam rutan, bisa video call. Jadi ya, harus rutin juga buat komunikasi sama anak," katanya. Setiap panggilan pun menjadi momen berharga yang dinanti-nantikan, menciptakan jembatan antara kehidupan di dalam dan di luar sel.
Nikita melanjutkan, banyak hal yang paling dirindukan dengan anak-anaknya. Ia merindukan momen-momen sederhana yang biasa ia lewati bersama anak bungsunya setiap hari. Kenangan tersebut menjadikannya semakin bertekad untuk tetap terhubung dengan mereka, meski dalam keterbatasan.
"Kalau As** Ark*** kan tidurnya satu kamar sama aku. Jadi ya becandanya, baunya, apalagi kalau kentutnya bau makan yang aneh-aneh kan enak," kenangnya. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa nilai-nilai keluarga tetap diutamakan, meskipun situasi tidak mendukung.
Dampak Psikologis yang Ditimbulkan oleh Kesulitan saat Berada di Rutan
Menjalani kehidupan di rutan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seorang ibu. Dampak psikologis dari situasi ini dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, apalagi jika anak-anak yang ditinggalkan merasa cemas atau terabaikan.
Nikita mengungkapkan bahwa ia harus berjuang melawan perasaan kesepian dan tekanan emosional. Rindu akan anak-anaknya sering datang di saat-saat yang tidak terduga, membuatnya ingin sekali dapat bersatu kembali dengan mereka dalam keadaan yang lebih baik.
Kesadaran akan dampak ini membuatnya berusaha sekuat tenaga untuk menjaga komunikasi. Dengan cara ini, setidaknya ia dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anaknya, meski terpisah jarak yang jauh dan batas-batas hukum.
Support dari keluarga dan teman-teman terdekat juga sangat membantu dalam menghadapi situasi tersebut. Keterhubungan dengan orang-orang terkasih menjadi penyemangat utama saat menjalani hari-hari yang panjang dan sulit.
Perjuangan untuk Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik
Nikita menyadari bahwa hidup di dalam rutan bukanlah akhir dari semuanya. Ia memiliki harapan dan impian untuk bisa keluar kembali ke masyarakat dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya.
Setiap hari, ia berusaha untuk belajar dan berkembang meski dalam keterbatasan. Ia mengambil kesempatan untuk mengikuti berbagai program yang diadakan di rutan, untuk mengisi waktu dan meningkatkan keterampilan.
Keputusan untuk terus berjuang menjadi nyata dalam setiap langkah yang diambilnya. Ia malah sering mendorong diri untuk berpikir positif dan optimis meski banyak rintangan yang menghadang.
Dalam prosesnya, Nikita berharap dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ia ingin mereka melihat bagaimana seorang ibu dapat tetap berfokus pada impian dan harapan, bahkan di tengah situasi yang sulit sekalipun.
Menuju Hari yang Lebih Cerah dengan Dukungan yang Kuat
Meskipun kondisi yang sulit, Nikita merasa beruntung memiliki dukungan dari orang-orang terdekatnya. Teman dan keluarga menjadi sumber motivasi yang tak ternilai harganya dan memberi semangat untuk terus berjuang.
Setiap kali dia menjalani telepon atau video call dengan anak-anaknya, Nikita merasa seolah-olah mereka berada di sampingnya. Momen-momen ini menjadi pengingat bahwa cinta seorang ibu selalu ada, meskipun secara fisik terpisah.
Dukungan emosional yang diberikan oleh orang-orang terdekat sangat memengaruhi kesehatan mentalnya. Mereka tidak hanya mendengarkan keluh kesah, tetapi juga memberikan nasihat dan inspirasi yang sangat dibutuhkan di tengah masa-masa sulit.
Nikita tahu bahwa hari-hari yang lebih cerah akan datang, dan ia bertekad untuk menjadikan momen-momen ini sebagai pelajaran hidup. Ia ingin anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan tetap berpegang pada nilai-nilai baik.