Indonesia Berpotensi Menguasai Data Center di Asia Tenggara Menurut Komdigi

Pengembangan data center di Indonesia menjadi sorotan penting di Asia Tenggara, mengingat potensi yang besar di sektor ini. Dengan ratusan juta pengguna ponsel, Indonesia berpeluang menjadi pusat data terkemuka dalam kawasan ASEAN.

Menurut Denny Setiawan, Direktur Kebijakan dan Strategi Infrastruktur Digital, pertumbuhan pasar pusat data di Indonesia diperkirakan akan meningkat pesat mencapai CAGR 14 persen hingga 2028. Negara ini memiliki pangsa pasar yang sangat potensial, mengingat jumlah pengguna ponsel yang semakin meningkat.

Di Jakarta, Denny menjelaskan, Indonesia harus menciptakan ekosistem yang lebih baik untuk industri data center. Hal ini termasuk menawarkan insentif menarik serta menyederhanakan regulasi agar investasi data center dapat berkembang secara maksimal.

Pentingnya Ekosistem Data Center untuk Meningkatkan Daya Saing Ekosistem yang kuat untuk data center di Indonesia membutuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah dan sektor swasta. Insentif seperti pengurangan pajak bagi penyedia pusat data bisa menarik lebih banyak investasi, terutama dibandingkan negara-negara sekitarnya.

Pemerintah juga perlu menjamin kepastian kebijakan jangka panjang agar investor merasa aman. Dengan begitu, penyedia pusat data akan lebih percaya untuk berinvestasi dan mengembangkan usaha mereka di Indonesia.

Dalam diskusi tersebut, Denny menunjukkan betapa pentingnya mengembangkan pusat data di luar Jakarta, seperti di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia. Diversifikasi lokasi akan membantu mengatasi kemungkinan krisis sumber daya di masa depan.

Tantangan dalam Penyediaan Energi dan Sumber Daya Pentingnya akses terhadap sumber daya seperti air dan listrik sangat kritis bagi industri data center. Denny dan Hendra Suryakusuma, Ketua Indonesia Datacenter Provider, menyampaikan kekhawatiran tentang potensi keterbatasan ini jika pengembangan data center tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.

Hendra mencatat bahwa Singapura pernah mengalami moratorium karena konsumsi listrik yang tinggi. Hal yang sama terjadi di Malaysia, yang harus membagi sumber daya air dengan industri sawit. Situasi ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia dalam merencanakan pembangunan infrastruktur data center.

Batam muncul sebagai alternatif menarik untuk lokasi pusat data, terutama dengan adanya Nongsa Digital Park yang merupakan kawasan ekonomi khusus. Keberadaan kawasan tersebut dapat memberikan insentif yang diperlukan untuk memikat investor.

Pentingnya Lokasi dan Energi Hijau untuk Investasi Pusat Data Pembentukan lokasi ideal untuk data center sangat penting agar latensi data dapat diminimalisir. Denny menekankan bahwa titik pendaratan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) harus menjadi pertimbangan utama dalam penempatan pusat data.

Ketersediaan energi hijau juga memainkan peran besar dalam menarik minat investor. Dengan adanya mekanisme nasional yang terintegrasi, data mengenai lokasi dan kapasitas pusat data dapat dikelola dengan lebih efektif.

Data yang terintegrasi akan menciptakan peta jalan yang lebih jelas untuk pengembangan jaringan pusat data di masa depan. Hal ini berpotensi meningkatkan nilai investasi dan inovasi di sektor ini.

Prediksi Pertumbuhan Pasar Data Center di Indonesia hingga 2030 Pasar pusat data di ASEAN diperkirakan akan mencapai US$600 miliar pada tahun 2030, dan bahkan dapat menembus US$1 triliun jika didukung oleh kebijakan yang tepat. Indonesia memiliki potensi bisnis yang luar biasa, dengan proyeksi mencapai US$5,82 miliar pada tahun 2030.

Saat ini, kapasitas pusat data Indonesia diperkirakan sekitar 500 MW, tetapi idealnya negara ini memerlukan kapasitas hingga 2.700 MW. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengembangan infrastruktur data.

Selain itu, inovasi dalam teknologi dan fasilitas data center harus terus ditingkatkan agar Indonesia dapat bersaing di tingkat global. Jika semua proses ini dapat terlaksana dengan baik, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin industri data center di Asia Tenggara.