Kebiasaan Mengatakan Tidak Apa-Apa Berisiko Terhadap Kesehatan Mental dan Fisik

Sering kali, banyak orang memilih untuk tidak mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya, bahkan di tengah emosi yang menyakitkan. Ungkapan seperti 'nggak apa-apa' sering kali disampaikan meskipun mereka merasa sedih, kesal, atau lelah secara mental dan fisik.

Pakar kesehatan jiwa, dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, mengingatkan bahwa kebiasaan ini bisa berbahaya. Memendam perasaan dan menumpuk masalah tanpa penanganan yang tepat dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik individu.

Gejala seperti jantung berdebar, kesulitan berkonsentrasi, atau mudah marah merupakan tanda-tanda awal yang sering diabaikan. Menurut Hilda, jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius dalam jangka panjang.

Stres yang terus-menerus bisa memicu berbagai masalah kesehatan yang lebih serius. Selain gangguan mental, individu juga bisa mengalami penyakit fisik yang mengancam jiwa, seperti hipertensi atau penyakit autoimun yang serius.

Pentingnya Menyadari Emosi yang Dirasakan Penting untuk mengenali dan menyadari emosi yang dirasakan agar dapat mengatasinya dengan baik. Kesadaran ini merupakan langkah awal untuk mengelola stres dan mencari bantuan bila diperlukan.

Dr. Hilda menegaskan bahwa mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat bisa membantu mencegah masalah yang lebih besar. Mengembangkan kebiasaan berbicara tentang perasaan dan mencari dukungan dari orang terpercaya sangat dianjurkan.

Menangani emosi bukanlah tanda kelemahan, melainkan cerminan ketangguhan individu. Mengakui masalah dapat membuka jalan untuk penyelesaian yang lebih baik dan kesehatan yang lebih optimal.

Sering kali, stigma sosial membuat orang enggan untuk berbicara soal perasaan mereka. Namun, penting untuk menumbuhkan lingkungan yang aman untuk berbagi dan mengungkapkan kondisi emosional dengan jujur.

Dampak Negatif Stres yang Berkelanjutan Dampak stres berkepanjangan tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan sosial. Ketika seseorang merasa cemas atau mengalami kesedihan, interaksi dengan orang lain mungkin tercemar oleh emosi negatif tersebut.

Hasilnya, hubungan dengan keluarga atau teman dekat bisa terganggu, menciptakan jarak emosional yang sulit dijembatani. Oleh karena itu, penting untuk memberi perhatian pada kesehatan mental agar kualitas hubungan tetap terjaga.

Penyakit fisik yang disebabkan oleh stres juga patut diwaspadai. Dalam beberapa kasus, masalah kesehatan fisik bisa menjadi indikasi bahwa ada masalah emosional yang lebih dalam yang perlu ditangani.

Dr. Hilda mengatakan bahwa mengenali gejala awal dan meresponsnya dengan tepat dapat menjadi pencegahan yang efektif. Dengan begitu, individu bisa terhindar dari kondisi yang lebih parah.

Langkah-langkah Mengelola Stres dengan Baik Untuk mengelola stres secara efektif, langkah pertama adalah mengenali sumber stres. Sering kali, stres berasal dari faktor eksternal yang dapat diatasi jika diidentifikasi dengan baik.

Selanjutnya, mengembangkan kebiasaan sehat, seperti olahraga rutin dan meditasi, dapat membantu meningkatkan kestabilan emosional. Aktivitas fisik terbukti memberikan efek positif bagi kesehatan mental.

Mencari dukungan dari orang-orang terdekat juga merupakan langkah yang sangat penting. Berbicara dengan teman atau profesional dapat memberi perspektif baru dan membantu mengatasi perasaan yang sulit.

Menjaga pola tidur yang baik dan makan dengan benar tidak kalah pentingnya. Tubuh yang sehat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik, membantu individu menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.