Pakar Kembangkan Robot untuk Penanganan Medis, Kapan Bisa Dipakai?

Institut Teknologi Bandung (ITB) saat ini tengah fokus pada pengembangan inovasi teknologi medis, khususnya dalam bentuk robot medis yang dikenal dengan sebutan bronskop. Robot ini dirancang untuk memberikan solusi dalam penanganan medis secara lebih efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan teknologi soft robotics, bronskop diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam berbagai prosedur medis.

Vani Virdyawan, seorang dosen dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, menjelaskan bahwa bronskop memiliki berbagai fungsi, seperti pengambilan sampel dan pemotongan jaringan. Penggunaan robot ini mirip dengan prosedur endoskopi yang sudah umum dilakukan di dunia medis.

Perkembangan Teknologi Bronskop di ITB Tim peneliti di ITB saat ini sedang melakukan penelitian dan perbaikan terhadap prototipe bronskop tersebut. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Vani optimis bahwa teknologi ini bisa mulai diterapkan dalam waktu sekitar 10 hingga 15 tahun ke depan. Proses pengembangan teknologi kesehatan memang memerlukan waktu yang tidak singkat, mengingat harus melalui berbagai fase uji coba dan pengujian klinis.

Proses pengembangan bronskop mencakup banyak aspek, mulai dari desain dan mekanika hingga sistem kontrol dan pengujian fungsi robot secara menyeluruh. Tim peneliti berkomitmen untuk menghadirkan teknologi yang tidak hanya inovatif tetapi juga aman untuk pasien.

Meskipun perjalanan pengembangan masih panjang, sudah muncul berbagai ide dan fitur menarik yang ingin diintegrasikan ke dalam bronskop. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian di bidang robot medis di ITB berjalan dengan dinamis dan memiliki harapan besar di masa depan.

Inovasi Tangan Bionik untuk Penyandang Disabilitas Selain fokus pada pengembangan bronskop, ITB juga memperkenalkan inovasi perangkat medis lainnya, yaitu tangan bionik. Tangan bionik ini ditujukan untuk membantu individu yang telah mengalami amputasi, sehingga mereka dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. Vani menjelaskan bahwa pengembangan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Pembuatannya mencakup sejumlah prototipe yang telah diuji coba. Meski demikian, masih ada beberapa sistem yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Kerja sama antara berbagai program studi di ITB menjadi penting untuk meningkatkan fungsionalitas tangan bionik.

Integrasi kontrol tangan bionik melalui sinyal otak ataupun perintah lainnya menjadi salah satu inovasi unik yang sedang dipertimbangkan. Dengan demikian, diharapkan tangan bionik dapat merespons dengan baik terhadap keinginan pengguna, menjadikan perangkat ini lebih intuitif dan mudah digunakan.

Potensi dan Tantangan dalam Pengembangan Robot Medis Pengembangan robot medis, termasuk bronskop dan tangan bionik, memiliki potensi yang luar biasa untuk masa depan dunia kesehatan. Di samping memberikan solusi dalam penanganan medis, keduanya berpotensi mengubah cara pandang masyarakat terhadap teknologi dalam kesehatan. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal regulasi dan etika penggunaan teknologi ini.

Masyarakat harus diberi pemahaman yang cukup tentang manfaat dan risiko penggunaan teknologi kesehatan berbasis robotika. Edukasi menjadi kunci agar orang-orang bisa lebih menerima inovasi ini dan memahami bagaimana teknologi berfungsi dalam memperbaiki kualitas hidup. Itu sebabnya, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan, sangat penting.

Selain itu, tantangan finansial dan sumber daya juga dapat menjadi kendala dalam pengembangan dan implementasi teknologi ini. Penelitian yang mendalam dan dukungan dari berbagai sektor akan diperlukan untuk mewujudkan harapan akan teknologi kesehatan yang lebih baik dan lebih efektif di masa depan.