Pakar Temukan Lokasi Situs Megalitik Baru di Indonesia

Penemuan situs megalitik baru di Gunung Tangkil, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menambah dimensi penting dalam pemahaman sejarah peradaban Indonesia. Tim arkeologi yang terdiri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Museum Prabu Siliwangi menggunakan teknologi canggih untuk mengungkap keajaiban kuno yang tersembunyi di dalam hutan belantara itu.

Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknologi LiDAR, yang memungkinkan para peneliti melihat struktur yang sebelumnya tidak terlihat akibat ketebalan hutan. Penemuan ini diharapkan dapat membuka lembaran baru dalam studi arkeologi di Indonesia.

Masyarakat sekitar tentunya merasa bangga akan penemuan ini, karena wilayah tersebut diperkirakan menyimpan jejak peradaban yang kaya. Penelitian ini merupakan langkah maju dalam memperkenalkan potensi budaya yang belum sepenuhnya terungkap di zona geografi tersebut.

Pemanfaatan Teknologi Canggih untuk Penelitian Arkeologi Teknologi LiDAR, atau Light Detection and Ranging, memungkinkan para peneliti untuk menciptakan pemetaan yang akurat dari area yang sulit diakses. Dengan menggunakan drone yang dilengkapi dengan teknologi ini, tim dapat menemukan struktur batu yang terletak di bawah kanopi hutan yang lebat. Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi situs-situs bersejarah yang mungkin tersembunyi.

Melalui proses ini, BRIN berhasil mendeteksi anomali permukaan yang menunjukkan keberadaan struktur kuno, termasuk formasi batu yang mencurigakan. Metode ini adalah langkah revolusioner yang mempercepat proses penelitian arkeologi secara keseluruhan.

Pemanfaatan teknologi canggih ini membuktikan bahwa metode penelitian tradisional saja tidaklah cukup untuk mengeksplorasi jejak peradaban kuno. Dengan melibatkan teknologi mutakhir, peneliti dapat menggali lebih dalam sejarah yang tersimpan di alam.

Temuan Signifikan di Gunung Tangkil Salah satu penemuan paling menarik adalah adanya empat kluster teras yang diperkirakan terkait dengan tradisi megalitik. Dari hasil survei, teras pertama teridentifikasi memiliki fragmen batu, menhir, dan kemungkinan patung. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah ini mungkin pernah menjadi lokasi ritual yang penting.

Selanjutnya, pada teras kedua, terdapat susunan batu yang menyerupai pola permainan tradisional. Temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat kuno memiliki cara kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka.

Data mengenai keramik yang dijumpai juga menggambarkan adanya interaksi antarbudaya. Fragmen keramik ini berasal dari periode yang jauh lebih baru dan menunjukkan hubungan dengan perdagangan regional, yang memperkuat narasi bahwa wilayah sekitar adalah jalan pertemuan berbagai budaya.

Tantangan dalam Penelitian dan Penggalian Arkeologi Meskipun temuan di Gunung Tangkil sangat menggembirakan, penelitian lebih lanjut harus menghadapi berbagai tantangan. Kawasan tersebut terletak di dalam kawasan konservasi, yang berarti bahwa setiap tindakan harus mematuhi regulasi yang ketat untuk melindungi flora dan fauna di sekitarnya.

Tantangan ini menciptakan batasan bagi tim arkeologi, karena penggalian penuh tidak diperkenankan. Mereka harus berdiskusi dengan pihak berwenang sebelum melanjutkan langkah-langkah konkret untuk mempelajari lebih lanjut tentang situs tersebut.

Metode penggalian yang ramah lingkungan menjadi keharusan, dan tim harus menemukan cara inovatif untuk melanjutkan penelitian tanpa merusak ekosistem yang ada. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti yang ingin mengungkap lebih banyak informasi mengenai sejarah situs.