Penipu Cinta Tinder Ditangkap di Georgia

Simon Leviev, seorang penipu asal Israel yang menghebohkan publik melalui dokumenter Netflix berjudul "The Tinder Swindler," baru-baru ini ditangkap di Georgia. Penangkapannya terjadi di Bandara Batumi atas permintaan Interpol, meskipun rincian mengenai alasan di balik penangkapannya belum diungkapkan secara resmi oleh pihak berwenang.

Leviev, yang memiliki nama asli Shimon Yehuda Hayut, menjadi terkenal setelah praktik penipuan asmara yang dilakukannya terungkap dalam dokumenter tersebut. Dengan penipuan yang total mencapai sekitar USD 10 juta (setara dengan Rp150 miliar), ia berhasil menipu banyak wanita dengan modus yang sangat licik.

Bergaya hidup mewah dengan jet pribadi dan liburan glamor, Leviev menciptakan persona palsu melalui aplikasi kencan. Setelah mendapatkan kepercayaan korbannya, ia akan mengklaim sedang diburu oleh musuh dan meminta uang dalam jumlah besar, untuk kemudian menghilang begitu saja.

Modus Operandi Leviev yang Cerdik dan Licik Dalam periode antara 2017 hingga 2019, Leviev menggunakan teknik catfishing untuk menipu wanita. Ia menjalin hubungan yang terlihat dekat sebelum meminta uang untuk menyelamatkan diri dari situasi yang sangat mendesak. Banyak korban yang terperdaya dengan kisah dramatisnya.

Salah satu korban, Cecilie Fjellhøy, bahkan mengklaim telah mengirim lebih dari USD 270 ribu (sekitar Rp4,4 miliar) kepadanya dalam waktu singkat. Ini menunjukkan betapa mengerikannya dampak dari penipuan yang dilakukan Leviev, serta betapa cerdiknya ia dalam membangun kepercayaan.

Kasus penipuan ini semakin rumit ketika korban lainnya, Iren Tranov, menggugat Leviev di Israel senilai 414.000 shekel (sekitar Rp1,6 miliar) karena utang yang belum dibayarkan. Hal ini menunjukkan bahwa banyak wanita yang terjebak dalam jaringan penipuan yang ia bangun.

Rekam Jejak Hukum Simon Leviev yang Kontroversial Penangkapan Leviev bukanlah pertama kalinya ia berurusan dengan hukum. Pada tahun 2019, ia telah dijatuhi hukuman 15 bulan penjara atas empat tuduhan penipuan di kasus terpisah. Namun, ia hanya menjalani lima bulan dari total hukuman tersebut sebelum dibebaskan.

Kepada media, pengacara Leviev menyatakan bahwa kliennya seharusnya bebas bepergian. Meskipun ada tudingan serius terhadapnya, ia tetap bisa mendapatkan kebebasan. Penangkapan terbaru ini pun menjadi tanda tanya bagi banyak pihak terkait perjalanan hukum Leviev yang seolah tak berujung.

Selain penipuan finansial, Leviev juga menghadapi berbagai tuduhan kekerasan dari mantan kekasihnya, Kate Konlin. Dalam pengakuannya, Konlin mengklaim pernah mengalami pelecehan emosional dan fisik. Tuduhan ini menambah panjang daftar kontroversi yang mengelilingi Leviev.

Popularitas Dokumenter dan Dampaknya terhadap Korban Dokumenter "The Tinder Swindler" hadir menjadi sorotan utama di platform streaming dan berhasil menarik perhatian penonton di lebih dari 90 negara. Salah satu faktor kesuksesan dokumenter ini adalah kisah nyata yang dihadirkan, mengungkap praktik penipuan yang merugikan banyak orang.

Bagi para korban, dokumenter ini bukan sekadar tontonan, melainkan sebuah cara untuk membagikan pengalaman dan berjuang untuk mendapatkan keadilan. Banyak dari mereka merasa terinspirasi untuk berbagi cerita agar orang lain tidak menjadi korban serupa.

Dampak dari dokumenter ini juga mengajak banyak orang untuk lebih waspada saat menggunakan aplikasi kencan. Dengan pengalaman yang diungkapkan, diharapkan orang-orang bisa lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan secara online.

Implikasi Hukum dan Reaksi Publik terhadap Kasus Ini Kasus Simon Leviev telah menimbulkan reaksi luas di kalangan masyarakat mengenai perlunya perlindungan hukum lebih terhadap korban penipuan. Kementerian Dalam Negeri di berbagai negara mulai menggencarkan sosialisasi terkait risiko dalam aplikasi kencan, serta memberikan panduan bagi penggunanya.

Reaksi publik juga menunjukkan adanya keinginan untuk melihat hukum ditegakkan, terutama terhadap penjahat yang memainkan emosi dan kepercayaan orang lain. Kasus Leviev menciptakan kesadaran bahwa tindakan penipuan tidak bisa dianggap remeh.

Dengan penangkapannya, diharapkan akan ada tindakan nyata untuk menangani kejahatan semacam ini secara lebih mendalam dan sistematis. Publik menunggu langkah hukum selanjutnya terhadap Leviev dan berharap keadilan bagi para korbannya.