Industri otomotif Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang melanda sektor rantai pasok komponen otomotif. Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, perhatian pemerintah sangat penting untuk menekan jumlah PHK yang dapat berdampak negatif terhadap lapangan kerja dan perekonomian secara keseluruhan.
Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), mengungkapkan bahwa PHK telah mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2024. Meskipun angka spesifik tidak diungkapkan, laporan dari perusahaan anggota GIAMM mencatat pengurangan tenaga kerja berkisar antara 3 persen hingga 23 persen dari total karyawan masing-masing perusahaan.
Support authors and subscribe to content
This is premium stuff. Subscribe to read the entire article.