Rahasia Kaya: Mempunyai Rp 10 Miliar di Usia 30 Berkat 4 Kebiasaan Ini

Konsultan keuangan asal Chicago, Michela Allocca, telah membagikan perjalanan keuangannya yang membawanya meraih kekayaan bersih lebih dari 700.000 USD atau sekitar 10,6 miliar rupiah di usia muda, yakni 30 tahun. Pengalamannya mencerminkan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang bijaksana meskipun berada di tengah tekanan sosial yang tinggi.

Allocca mengingatkan bahwa pengorbanan sementara terkadang diperlukan untuk menjaga kestabilan finansial, meski banyak orang di sekitarnya dapat terlihat terus berbelanja. Dalam pandangannya, kebanyakan orang cenderung meremehkan hal-hal yang menjadi simbol status, yang sebenarnya tidak begitu berarti.

Dalam sebuah unggahan di LinkedIn, Allocca membagikan empat kebiasaan pengeluaran yang ia hindari saat memulai karier, agar dapat fokus pada pencapaian finansial jangka panjang. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang kebiasaan tersebut dan alternatif yang diambilnya.

Penghindaran Bepergian yang Berlebihan di Usia Muda Allocca menyadari bahwa ada tekanan sosial yang kuat bagi anak muda di usia 20-an untuk berlibur, baik untuk "memperluas wawasan" maupun mengikuti tren. Banyak yang beranggapan bahwa perjalanan besar setelah lulus kuliah adalah sesuatu yang wajib dilakukan, tanpa mempertimbangkan dampak finansialnya.

Dia mengungkapkan bahwa meskipun liburan hemat sangat menarik, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai ribuan dolar. Data menunjukkan bahwa generasi Z dapat menghabiskan rata-rata 1.600 USD per bulan hanya untuk perjalanan, jumlah yang cukup signifikan dan sebanding dengan biaya sewa bulanan.

Pada usia 22 tahun dan berpenghasilan 60.000 USD per tahun, Allocca merasa harga tiket pesawat terasa terlalu mahal. Ia pun memilih untuk berlibur di destinasi domestik yang lebih terjangkau. Semakin bertambah usia, ia mulai merencanakan liburan lebih matang, termasuk perjalanan berkesan ke Jepang.

Allocca menekankan bahwa para anak muda berhak untuk menunda perjalanan hingga situasi keuangan mereka lebih baik. "Jika saya bepergian, itu harus karena keinginan pribadi, bukan tekanan sosial," ungkapnya, memberikan perspektif baru bagi generasi muda untuk lebih bijak dalam mengelola anggaran liburan.

Meminimalisir Pengeluaran pada Kegiatan Sosial yang Tidak Perlu Michela Allocca juga menyinggung pentingnya mengevaluasi pengeluaran di sektor kegiatan sosial. Banyak orang muda merasa harus memenuhi ekspektasi sosial dengan menghadiri berbagai acara, hingga rela mengeluarkan uang lebih untuk bersosialisasi. Padahal, ada banyak alternatif cara bersenang-senang yang lebih ramah anggaran.

Dia menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih acara yang dihadiri dan mempertimbangkan untuk mengatur pertemuan sosial di rumah atau tempat lain yang lebih terjangkau. Menyediakan makanan atau minuman sendiri juga dapat mengurangi pengeluaran secara signifikan.

Allocca menyadari bahwa menghindari pengeluaran yang berlebihan untuk kegiatan sosial tidak hanya berdampak positif pada finansial, tetapi juga dapat memperkuat hubungan tanpa tergantung pada pengeluaran besar. Sebuah pertemuan santai bisa jadi momen berharga tanpa perlu menguras kantong.

“Bersosialisasi tidak harus identik dengan pengeluaran besar,” ujarnya. Dengan mengubah pola pikir ini, anak muda dapat menemukan cara baru untuk menikmati waktu bersama teman tanpa merasa tertekan secara finansial.

Fokus pada Pendidikan dan Pengembangan Diri Allocca percaya bahwa investasi dalam pendidikan dan pengembangan diri adalah salah satu keputusan finansial terbaik yang dapat diambil oleh anak muda. Memperoleh keterampilan baru atau sertifikasi dapat meningkatkan daya saing di pasar kerja dan menciptakan peluang karier yang lebih baik. Dalam banyak kasus, ini lebih berharga daripada pengeluaran untuk barang-barang materil.

Dia mendorong generasi muda untuk mencari kursus online atau workshop yang sesuai dengan minat dan karier mereka. Dengan banyaknya sumber daya yang tersedia, pendidikan tak lagi terbatas pada perguruan tinggi tetapi juga dapat diperoleh melalui platform digital yang menawarkan berbagai pilihan.

Allocca menekankan pentingnya untuk selalu berinvestasi dalam diri sendiri demi mengakhiri monolog negatif tentang pengeluaran untuk pendidikan. "Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak akan pernah rugi," jelasnya. Melalui pendekatan ini, anak muda dapat membangun fondasi karier yang lebih solid dan berkelanjutan.

Tidak jarang, pengeluaran untuk peningkatan diri dapat memberikan hasil yang jauh lebih besar daripada sekedar belanja barang-barang material. Ini adalah pilihan yang dapat membuahkan hasil di masa depan dan sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin mencapai kestabilan finansial.

Membangun Kebiasaan Menabung Sejak Dini Pentingnya menabung adalah kebiasaan terakhir yang ditekankan oleh Allocca. Dia menjelaskan bahwa meskipun memiliki gaji yang terbatas di usia muda, menyisihkan sebagian kecil untuk ditabung menjadi kunci untuk mencapai kebebasan finansial. Menurutnya, ini bukan soal berapa banyak yang ditabung, tetapi lebih kepada konsistensi dalam praktik tersebut.

Allocca menyarankan untuk memulai dengan menabung secara otomatis setiap bulan, sehingga pengeluaran sehari-hari tidak terganggu. Hal ini memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang tanpa harus merasa tertekan secara emosional.

Dalam menjalani kebiasaan menabung, Allocca menyarankan agar anak muda membuat rencana keuangan. Dengan mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan panjang, mereka bisa lebih mudah mengikuti anggaran dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Rencana tersebut juga memberikan motivasi dalam mempertahankan konsistensi menabung.

"Setiap langkah kecil menuju tujuan finansial itu penting," ujarnya menutup diskusi. Melalui kebiasaan menabung yang sehat, generasi muda dapat membangun pondasi keuangan yang kuat dan berdaya saing lebih tinggi di masa depan.