Wanita di Jatim Jalani Operasi Telinga karena Sering Menggunakan Cotton Bud

Kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud memang sangat umum dilakukan, tetapi kadang dapat berakibat fatal. Kisah Ajeng Dian Anggi Pertiwi, seorang wanita berusia 34 tahun dari Malang, Jawa Timur, menjadi salah satu contoh nyata dari potensi bahaya tersebut.

Akhir-akhir ini, kisahnya menjadi viral di media sosial setelah ia membagikan pengalaman pahit yang dia alami akibat rutinitas bersih-bersih telinga ini. Ia harus menjalani operasi telinga karena mengalami penurunan pendengaran yang parah setelah rutin menggunakan cotton bud selama bertahun-tahun.

"Awalnya rasa sakitnya biasa saja, tapi semakin lama semakin parah," ungkap Anggi saat menceritakan pengalamannya. Ia mencoba berbagai obat yang direkomendasikan oleh teman-temannya, tetapi tidak ada yang benar-benar membantu.

Kisah Awal yang Menyakitkan dari Penggunaan Cotton Bud Anggi yang sejak lama menggunakan cotton bud merasa bahwa cara ini adalah solusi untuk menjaga kebersihan telinganya. Namun, ia tidak menyadari bahwa kebiasaannya itu justru menjadi pemicu masalah yang serius.

Setelah berbulan-bulan merasakan nyeri, Anggi akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pengobatan awal memberikan harapan, tetapi hanya untuk sementara waktu sebelum nyeri itu muncul kembali dengan lebih kuat.

Setiap kali obatnya habis, rasa sakitnya kembali, memaksa Anggi untuk mencari solusi lain. Ia sempat berkonsultasi dengan teman dokter yang memberinya obat tetes telinga, namun nyeri itu masih tetap menghantuinya.

Masalah Pendengaran yang Semakin Parah Setelah beberapa waktu, meskipun rasa sakit telah berkurang, Anggi mulai merasakan penurunan pendengarannya di telinga kanan. Keputusan untuk mengunjungi dokter spesialis THT menjadi langkah yang tak terhindarkan.

Pemeriksaan awal menunjukkan adanya sesuatu yang serius. Anggi kemudian dirujuk ke rumah sakit lain untuk evaluasi lebih lanjut, di mana dokter menemukan infeksi jamur di telinganya.

"Dokter mengatakan bahwa telinga saya terlalu bersih akibat penggunaan cotton bud yang berlebihan," jelas Anggi. Infeksi ini menyebabkan penumpukan jamur yang mengeras di dalam telinganya.

Proses Perawatan yang Menegangkan Setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa minggu, dokter berhasil mengangkat jamur dari telinganya. Namun, kabar baik itu segera diiringi dengan rintangan baru yang lebih mengkhawatirkan.

Dari pemeriksaan lanjutan, terungkap bahwa Anggi mengalami kolesteatoma, suatu kondisi di mana jaringan kulit tumbuh secara abnormal di telinga tengah. Hal ini sangat berbahaya dan bisa merusak struktur telinga serta menyebabkan gangguan pendengaran yang lebih parah.

Hasil CT scan memperlihatkan adanya penumpukan cairan di telinga tengah yang harus segera ditangani. "Dokter menjelaskan bahwa jika dibiarkan, bisa menyebar ke otak dan menyebabkan meningitis, atau bahkan kelumpuhan wajah," lanjutnya.

Pemahaman Baru Tentang Kebersihan Telinga Kisah Anggi membawa pelajaran berharga tentang kebersihan telinga. Banyak orang mungkin masih percaya bahwa cotton bud adalah cara yang aman dan efektif, padahal kenyataannya bisa sebaliknya.

Pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang cara menjaga kesehatan telinga menjadi semakin jelas. Menggunakan cotton bud bisa jadi berbahaya jika tidak dilakukan dengan bijak dan tidak dianjurkan oleh profesional medis.

Kami menjadi lebih menyadari bahwa telinga memiliki mekanisme pembersihan alami dan menggunakan alat yang salah dapat mengganggu proses tersebut. Pengalaman Anggi menjadi pengingat bagi kita semua tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk yang dianggap sepele.