Jakarta, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa perempuan yang menjadi korban penguntitan memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan stroke. Studi ini tidak hanya memantau keadaan kesehatan tetapi juga memberikan gambaran yang mendalam tentang dampak psikologis dari penguntitan yang jarang dibahas oleh banyak orang.
Menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal Circulation, penelitian ini melibatkan lebih dari 66.000 perempuan selama dua dekade. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang melaporkan mengalami penguntitan, baik oleh pasangan saat ini, mantan pasangan, atau orang lain, memiliki risiko 41 persen lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular dibandingkan mereka yang tidak mengalami penguntitan.
Support authors and subscribe to content
This is premium stuff. Subscribe to read the entire article.