Pada pagi yang tenang di Hiroshima, Arifin Bey tidak menyadari bahwa ia akan menjadi saksi dari tragedi kemanusiaan yang tak terlupakan. Pada 6 Agustus 1945, ia berangkat menuju kampus Universitas Waseda dengan harapan untuk belajar, namun takdir membawanya ke dalam kegelapan sejarah.
Arifin adalah salah satu dari sedikit mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa Nanpo Tokubetsu Ryogakusei. Beasiswa ini merupakan inisiatif pemerintah Jepang untuk menarik pemuda Indonesia, dengan harapan mereka akan menyerap ilmu dan kembali untuk membangun tanah air mereka.
Support authors and subscribe to content
This is premium stuff. Subscribe to read the entire article.